Selasa, 25 Maret 2014

Ciri-ciri dan Fungsi SPOPel dan Ket



Ciri-ciri dan Fungsi Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap dan Keterangan

1.      Ciri-ciri Subjek
a.       Bentuk Subjek
·    Subjek dapat berupa frase atau klausa.
b.      Letak Subjek
·   Subjek bisa terletak pada awal klausa atau di depan predikat, tetapi juga bisa di belakang predikat (P) atau di belakang objek (O)
c.       Subjek dipertanyakan dengan apa atau siapa
d.      Subjek diikuti oleh petunjuk itu atau ini
e.       Didahului oleh kata bahwa
f.       Subjek dapat diberi pewatas yang
g.      Kata sifat didahului kata si atau sang
h.      Tidak didahului preposisi
i.        Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan

2.      Ciri-ciri predikat
a.       Bentuk Predikat
·     Bentuk predikat dapat dilihat dari dua tataran yaitu berupa kata tunggal dan berupa kata kompleks
b.      Letak Predikat
·         Predikat dapat menempati tempat subjek
c.       Jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana
d.      Didampingi kata ialah, adalah, merupakan
e.       Predikat dapat diingkarkan
f.       Predikat dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas
g.      Dapat berwujud verbal atau frasa verbal
h.      Tidak didahului kata ‘yang, jika didahului yang predikat berubah menjadi perluasan subjek

3.      Ciri-ciri Objek
a.       Objek terdapat dalam konstruksi aktif transitif
b.      Berada langsung di belakang predikat
c.       Objek bisa menjadi subjek kalimat pasif
d.      Berupa kata benda
e.       Tidak didahului kata depan
4.      Ciri-ciri Pelengkap
a.       Pelengkap dapat berupa kata atau frase
b.      Pelengkap yang berupa kata dapat berupa kata polimorfemik dan dapat berupa kata monomorfemik
c.       Dibelakang predikat. Perbedaannya dengan objek adalah objek langsung di belakang predikat sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain yaitu objek
d.      Tidak didahului preposisi

5.      Ciri-ciri Keterangan
a.       Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas dan tidak lengkap
b.      Tempat tidak terikat posisi pada awal, tengah, dan akhir kalimat
c.       Dapat berupa keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab akibat, syarat, cara, dan lain-lain.



Fungsi S, P, O, Pel, Ket
1.      Fungsi Subjek
Subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting yang kedua setelah predikat. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nomina, atau klausa. Subjek sering juga berupa frasa verbal. Pada umumnya subjek terletak di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek panjang dibandingkan dengan unsur predikat, subjek sering juga diletakkan diakhir kalimat seperti contoh: tidak banyak manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian. Subjek pada kalimat imperative adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir. Contohnya: tolong (kamu) bersihkan meja ini! Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan. Contohnya: kue saya dihabiskan (oleh) anak itu.

2.      Fungsi Predikat
Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjectival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional, di samping frasa verbal atau frasa adjectival.

3.      Fungsi Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa nominal tak bersenyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan pronominal –nya; dan jika berupa pronominal aku atau kamu (tunggal), bentuk –ku dan –mu dapat digunakan. Selain satuan berupa nomina dan frasa nominal, konstituen objek dapat pula berupa klausa.

4.      Fungsi Pelengkap
Objek dan pelengkap mengandung kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya sering menduduki tempat yang sama yakni dibelakang verba. Pelengkap adalah kata atau frase yang secara gramatikal melengkapi kata atau frase lain dengan menjadi subordinat padanya. Dalam arti luas predikat ini mencakup objek langsung dan objek tak langsung. Dalam arti sempit pelengkap hanya dipakai oleh ungkapan yang berfungsi untuk menyatakan keterangan waktu, tempat, cara, tujuan.

5.      Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat terletak di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat manasuka. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial.


Sumber:
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Markhamah.dkk. 2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori&Peran dalam
            Klausa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
http: // akfararjuna. blogspot. com /2010/09. Cara menentukan subjek predikat objek. html.

Kamis, 06 Maret 2014

Tugas Semantik :')


TUGAS SEMANTIK
logo uir2.jpg 






Dosen Pembimbing     : Roziah, S.Pd., MA
Disusun Oleh               : Windy Yolanda (116210199)
                                         Susi Susanti (116211293)
Kelas                             : 6D

                                     
                            
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013





ANALISIS SEMANTIK LEKSIKAL PANTUN BUKA PINTU PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU UJUNG BATU KABUPATEN ROKAN HULU



Oleh    : Hudri Kurniawan
NPM   : 086210139



Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2012





Latar Belakang
1.      Dasar Pemikiran
Perkawinan adalah suatu proses yang sakral dalam kehidupan khususnya masyarakat Melayu untuk memulai suatu perjalanan hidup yang sesungguhnya dalam menempuh kehidupan dalam berumah tangga. Sebab berumah tangga itu sangatlah wajib bagi umat Islam, seperti yang dikatakan dalam (Q.S. Ar-rum:21).

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah diciptakan-Nya untukmu pasangan pasangan hidup dari jenismu sendiri, agar kamu mendapatkan ketenangan hati, dan dijadikannya kasih sayang diantara kamu, sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang yang berpikir”.

Dalam upacara perkawinan pada adat Melayu tidak luput dari yang namanya pantun ataupun berbalas pantun, seperti yang dikatakan bahwa:
Inilah jagad bahasa dan budi atau dengan kata lain inilah dunia budaya Melayu, yang semuanya akan menjadi muatan nilai dalam pantun. Dengan pantun itulah orang Melayu merasa punya bahasa baik dan indah. Sebab dalam pandangan orang Melayu, bahasa itu bukanlah setakat alat komunikasi sahaja. Bahasa yang dipakai itu hendaknya juga wujud dalam bingkai yang indah serta punya muatan yang baik. (Hamidy, 2010: 136).

Oleh karena itu pantun merupakan salah satu ciri khas masyarakat Melayu khususnya masyarakat Melayu di Desa Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu. Pantun ini dilaksanakan dengan berbalas antara pihak mempelai laki-laki maupun pihak mempelai perempuan khususnya pada upacara buka pintu.

2.      Gejala-gejala atau fenomena yang terjadi
Pantun yang diutarakan bukanlah hanya sekedar pantun belaka ataupun omong kosong, tetapi pantun yang dilontarkan pada acara perkawinan ini adalah pantun-pantun penuh makna yang memberikan maksud-maksud tertentu dalam acara ini. Menurut Zulkifli dan Nizam Jamil (2004:53)

Acara buka pintu adalah suatu upacara dimana disaat pengantin pria diantara ke rumah pengantin wanita, sebelum pengantin pria masuk ke rumah pengantin wanita, maka pihak wanita akan menutup pintu rumahnya dengan sehelai kain melintang yang dapat dibuka setelah dilakukan berbalas yaitu”pantun pembuka pintu” yang disela-sela isi itu untuk menyerahkan uang cukai negeri atau uang pembuka pintu.

Pantun memiliki makna tersendiri pada acara buka pintu  pada masyarakat melayu khususnya Melayu di desa Ujung batu kabupaten Rokan Hulu.  Dalam kajian bahasa Indonesia, ilmu yang membahas atau ilmu yang mengkaji seluk beluk makna disebut dengan ilmu semantic, dalam semantic yang membahas makna dalam kata sesuai kamus dinamakan dengan makna leksikal. Kata semantic sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna (Pateda, 2012:12). Dalam pantun yang digunakan dalam acara buka pintu perkawinan ini memiliki makna dalam kalimat maupun kata yang tersusun disetiap kalimat dalam tiap baris pantun.

3.      Alasan tertarik mengambil judul
Dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujung batu kabupaten Rokan Hulu ini, menggunakan upacara berbalas pantun untuk masuk ke dalam rumah mempelai wanita. Diantara beberapa bait terakhirnya diselingi dengan melempar uang logam, pantun ini memiliki makna tesendiri dalam upacara tersebut. Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk meneliti pantun buka pintu yang digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu di desa Ujung Batu ini.

4.      Status peneliti terdahulu
Sepengetahuan penulis, yang penulis lakukan ini adalah penelitian lanjutan, sebab sebelumnya penelitian ini telah dilakukan Yovilia dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau tahun 2010, dengan judul “Analisis Semantik pada Pantun dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Melayu di Desa Pinang Sebatang kecamatan Tualang kabupaten Siak”, dengan masalah makna apakah yang terkandung dalam pantun yang digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu di Desa Pinang Sebatang kecamatan Tualang kabupaten Siak? Teori dan metodologi yang digunakan Yovilia adalah teori semantic oleh Abdul Chaer. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitiannya yaitu dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Adapun persamaan yang penulis lakukan dengan peneliti terdahulu yaitu sama-sama menganalisis pantun sedangkan perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu yaitu peneliti terdahulu hanya membahas makna denotasi dan konotasi, sedangkan yang peneliti lakukan ini mambahas makna leksikal dan gramatikal dengan pembahasan, penyampaian dan lokasi penelitian yang berbeda.

5.      Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoretis. Secara teoretis berbagai temuan yang penulis peroleh melalui penelitian ini diharapkan sebagai sandingan atau bahan bacaan kebahasaan seperti analisis semantic yang penulis lakukan ini. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat dijadikan salah satu materi dalam pembahasan semantic atau kajian bahasa lainnya yang berkaitan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu:
1.      Apa makna leksikal yang terkandung di dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu desa Ujung batu kabupaten Rokan Hulu?
2.      Apa makna gramatikal yang terdapat dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu desa Ujung batu kabupaten Rokan Hulu?

 Tujuan Penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan data yang terkumpul akan dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara terperinci dan sistematis sehingga dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang makna yang terkandung di dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna leksikal yang terkandung di dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu.
2.      Untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna gramatikal yang terdapat dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu.

Teknik Pengumpulan Data
            Untuk mendapatkan data dan informasi, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.      Observasi, yaitu untuk pemahaman lebih jauh tentang pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu
2.      Video rekaman, yaitu untuk memperlihatkan dan membuktikan dari keberadaan pantun buka pintu
3.      Hermeneustik, yaitu teknik baca, catat dan menyimpulkan.

Teknik Analisis Data
            Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
a.       Mencari informasi, lokasi, yang mengadakan acara prosesi perkawinan.
b.      Mengambil data dan rekaman video pantun yang digunakan dalam upacara perkawinan tersebut.
c.       Data dikelompokkan dan disajikan sesuai dengan urutan masalah penelitian
d.      Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teori-teori yang relevan
e.       Mengambil kesimpulan dari hasil pembahasan tentang analisis semantic pada pantun pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu.
Contoh analisis data
1.      Pihak Laki-laki (Inur)

Kuntum disulam kain tenunan
Diberi corak warnanya permai
Assalamualaikum tuan dan puan
Kami datang beramai-ramai

a.       Kuntum
Kata “kuntum” yang kita jumpai pada pantun ini berasal dari bentuk dasar kuntum. Kata kuntum ini memiliki makna kuncup, bunga yang hamper mekar (KBBI, 2008:759), yang menjadi isyarat dalam pantun ini sebagai symbol keindahan. Karena kata ini memiliki makna yang relevan dari kamus, maka kata kuntum ini dikatakan dengan makna leksikal
b.      Kain
Kata kain merupakan kata dasar kain yang artinya menurut KBBI adalah barang yang ditenun dari benang atau kapas. (KBBI,2008:602), yang bisa juga diartikan sebagai maksud lain, atau maksud dari pengguna pantun. Oleh karena itu, kata kain ini dikatakan makna leksikal.
c.       Corak
Kata corak ini merupakan sebuah kata leksikal karena kata ini dapat berdiri sendiri atau memiliki makna tanpa mendapatkan prefik, sufiks, ataupun infiks. Arti corak menurut KBBI yaitu warna.
d.      Permai
Kata permai ini adalah kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu sendiri, yaitu dari kata dasar permai yang memiliki makna yaitu, elok. Permai di sini memiliki makna keindahan atau kebahagiaan (KBBI, 2008:1060)
e.       Datang
Kata datang di sini adalah kata bermakna leksikal, kata yang tidak mendapatkan kegramatikalan atau kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Adapun makna dari datang ini menurut kamus adalah tiba di tempat yang dituju. (KBBI, 2008:297).

2.      Pihak Perempuan (Hj. Artati)

Kuntum merekah bunga setaman
Baunya lembut menyegarkan diri
Waalaikumsalam encik dan puan
Kami menyambut berputih hati

a.       Kuntum
Kata kuntum yang kita jumpai pada pantun ini berasal dari bentuk dasar kuntum. Kuntum ini memiliki makna kuncup bunga yang hamper mekar yang menjadi isyarat dalam pantun ini sebagai symbol keindahan (KBBI,2008:759). Karena kata ini memiliki makna yang relevan dari kamus, maka kata kuntum ini dikatakan dengan makna leksikal.
b.      Bunga
Kata bunga merupakan kata yang bermakna atau kata leksikal yaitu kata yang memiliki makna yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna dari bunga ini adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi buah. Biasanya bentuknya indah, harum baunya. (KBBI, 2008:222). Bunga disini memiliki makna keindahan
c.       Lembut
Kata lembut disini atau kata lembut adalah kata yang memiliki makna leksikal, yang mana kata ini memiliki makna walaupun hanya berdiri sendiri tanpa adanya penambahan afiksasi atau kegramatikalan. Lembut disini memiliki arti lunak ataupun keras yang melambangkan keramahtamahan (KBBI, 2008:810).
d.      Hati
Kata hati ini adalah kata bermakna leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna, hati ini memiliki makna salah satu organ yang terdapat di dalam organ tubuh manusia (KBBI, 2008:487). Hati disini melambangkan perasaan dari pihak perempuan ke pihak laki-laki.




Kesimpulan
Setelah penulis menganalisis pantun-pantun yang digunakan pada pantun pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu dengan judul analisis semantic leksikal pada pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu ini.
1.      Pada makna leksikal, pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu ini, lebih banyak menggunakan kata dasar jenis kata benda.
2.      Pada makna gramatikal pada pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu ini, maknanya lebih banyak mengarah pada maksud dan tujuan kedua belah pihak mempelai melakukan proses perkawinan ini, dan tidak semua kata pada bait pantun memiliki kata yang bermakna gramatikal.

Saran
Kepada peneliti selanjutnya, penulis sarankan untuk meneliti kasus yang sama dengan permasalahan yang berbeda karena masih banyak terdapat hal-hal yang perlu dianalisis dalam analisis semantik leksikal pantun.


Halaman