Minggu, 08 Juni 2014

Makalah Sintaksis kelompok 9



TUGAS KELOMPOK SINTAKSIS
Frasa Nominal dalam Bahasa Banjar Samarinda
(Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis)



 


 

Dosen Pembimbing                 : Ermawati S, S.Pd., M.A
Disusun Oleh Kelompok 9      : Risa Augustin Pragielda
                                                Roza Safitri
                                                Sri Sarpika
                                                Sunarto
                                                Windy Yolanda
                                                 Zukriadi
                                               
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014


KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Swt. sebagai kewajiban seorang hamba kepada Sang Kholiq atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berupa pembahasan dari jurnal yang berjudul “Frasa Nominal dalam Bahasa Banjar Samarinda (Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis)”. Tidak lupa pula shalawat beserta salam penulis ucapkan kepada baginda besar Muhammad Saw yang telah membawa penulis dari zaman kebodohan ke zaman penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas  ini tidak lepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ermawati. S, S.Pd., M.A; selaku dosen pembimbing mata kuliah Pragmatik yang dengan semangat dan sabar telah mendidik para mahasiswa terutama kepada penulis yang masih awam dan haus dengan ilmu pengetahuan.
2. Pihak-pihak lain yang membantu sehingga dapat diselesaikannya tugas ini.
            Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini. Namun, jika terdapat kekurangan dan kesalahan, dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

                                                                                   


Pekanbaru, Juni 2014


Penulis



DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Frasa ...............................................................................................................  3
2.2 Frasa Nominal................................................................................................. 4
2.3 Pembahasan..................................................................................................... 4
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan.......................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15






BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Fungsi bahasa baik secara lisan maupun tulisan dalam kehidupan sehari-hari digunakan seseorang untuk menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Fungsi bahasa lisan digunakan untuk menyampaikan informasi melalui alat ucap manusia secara langsung, sedangkan fungsi bahasa tulis digunakan untuk menyampaikan informasi melalui tulisan.
Kita mengenal negara Indonesia mempunyai kaya bahasa yang salah satunya bahasa daerah yaitu bahasa Banjar Samarinda. Bahasa ini digunakan oleh penduduk asli Samarinda. Penggunaannya sering dilakukan dalam kegiatan pergaulan antarsuku maupun kegiatan-kegiatan yang lainnya. Bahasa Banjar yang digunakan ini merupakan bahasa yang telah lama setelah perpindahan sekelompok penduduk dari Kalimantan Selatan.
Bahasa yang digunakan oleh setiap penduduk setiap daerah, pada umumnya memiliki ciri khas masing-masing. Ciri khas inilah yang membedakan suatu bahasa daerah dengan bahasa daerah yang lain. Ciri khas tersebut pada khususnya terdapat pada kata atau kelompok kata yang digunakan.
Bahasa Banjar Samarinda secara ciri khas pada kata atau kelompok kata memungkinkan terdapat sesuatu yang lain dibandingkan dengan bahasa daerah yang lain. Misalnya, pada kelompok kata seperti frasa. Frasa dalam bahasa Banjar Samarinda meliputi bentuk seperti, Frasa Nominal, Frasa Verbal, Frasa Adjektifal, dan Frasa Numeralia.
Sesuai dengan penjelasan Undang-undang Dasar 1945 Bab XV pada pasal 38 dituliskan bahwa di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik, bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh Negara. Sebab, bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.
Berdasarkan uraian di atas, perlulah kiranya mengkaji ciri khas bahasa Banjar Samarinda utamanya pada kajian bentuk frasa. Selanjutnya, frasa yang akan dikaji adalah bentuk frasa nominal dalam bahasa Banjar Samarinda.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan terdahulu maka dapatlah diformulasikan atau dirumuskan masalah ini sebagai berikut.
Bagaimanakan struktur frasa nomina dalam bahasa Banjar Samarinda?

1.3  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur frasa nomina dalam bahasa Banjar Samarinda





 BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Frasa
Sebelum memaparkan bentuk-bentuk frasa nominal dalam bahasa Banjar Samarinda, terlebih dahulu diutarakan beberapa pengertian Frasa. Hal ini, sebagai alas an berfikir untuk mengkaji bentuk-bentuk Frasa Nominal bahasa Banjar Samarinda.
Menurut Elson dan Piccet, Frasa adalah , “ a unit composed, potentially,of two or more words, but which does not have the characteristic of a clause, and which typically, but not always, fill slots on the clase” (1964:64). Konsep teori ini secara singkat dapat dikatakan bahwa frasa adalah satu unit yang terdiri atas dua atau lebih kata, tetapi bukan klausa, yang mengisi slot klausa. Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa frasa adalah konstruksi kebahasaan yang terdiri atas dua kata lebih yang belum merupakan kalimat dan masing-masing unsurnya tidak berfungsi sebagai subjek dan prediket. Atau, frasa adalah satuan bentuk bahasa yang tidak melebihi batas fungsi subjek dan predikat.
Ramlan juga mengemukakan hal yang serupa tentang frasa, yaitu frasa mempunyai dua sifat: (1) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dua kata atau lebih; (2) frasa merupakan satuan tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya tidak melebihi batas satu fungsi unsur klausa yaitu S, P, O, Pel, atau Ket. (Ramlan,1981)
Berdasarkan uraian tentang frasa, dapatlah disimpulkan bahwa frasa adalah unsur klausa yang terdiri dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi yaitu subjek dan predikat. Atau dengan arti lain, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa subjek dan predikat.

2.2  Frasa Nominal
Frasa Nominal adalah frasa dengan nomina sebagai intinya (induknya). Jadi, frasa ini adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan nomina atau frasa yang intinya adalah nomina. Atau dasar konsep teori ini, penulis mengkaji bagaimana sesungguhnya bentuk frasa nominal bahasa Banjar Samarinda.

2.3  Pembahasan
Frasa nominal dalam bahasa Banjar Samarinda terdiri atas beberapa bentuk. Bentuk-bentuk frasa nomina yang berupa nomina sebagai unsur inti diikuti nomina, adjektifa, verba, numeralia, adverbial, frasa posposional, dan pronominal (penunjuk) sebagai pewatasnya (atribut).
Uraian mengenai Frasa Nominal dalam bahasa Banjar Samarinda, seperti tampak pada uraian berikut ini.
1.      Frasa Nominal dengan Pewatas Nomina
Frasa nomina dengan pewatas nomina adalah frasa yang terdiri atas nomina sebagai unsur inti dengan pewatas nomina (atribut). Frasa ini dalam bahasa Banjar Samarinda terdapat beberapa jenis, sebagai berikut:
a.       Frasa nomina dengan pewatas nomina yang menyatakan milik
Frasa ini terdiri atas unsur inti yang berupa nomina dengan pewatas nomina yang menyatakan milik. Berikut ini uraian struktur frasa yang dimaksud.

N + N (inti)     (pewatas yang menyatak milik)
Contoh:
(1)   Salawar adding
N               N
“Celana adik”
(2)   Batis    ayam
N               N
“kaki ayam”
(3)   Sapida  ulun
N               N
“sepeda saya”
(4)   Ruma  dingsanak
N               N
“rumah dingsanak”
b.      Frasa nominal dengan pewatas nomina yang menyatakan bagian
Frasa ini adalah frasa yang terdiri atas unsur inti berupa nomina dengan pewatas nomina menyatakan bagian dari unsur intinya. Struktur frasa tersebut, seperti pada uraian berikut ini.
N + N (inti)     (pewatas yang menyatakan bagian)

Contoh:
(1)   Lawang ruma
N               N
“pintu rumah”

(2)   Batis          mija
N               N
“kaki meja”
(3)   Bulu          batis
N               N
“bulu kaki”
(4)   Telapak tangan
N               N
“telapak tangan”
c.       Frasa nominal dengan pewatas nomina yang menyatakan terbuat dari atau bahan asal
Frasa ini terdiri atas unsur inti berupa nomina dengan pewatas nomina yang menyatakan terbuat dari atau bahan asal unsur inti frasa tersebut. Selanjutnya, bentuk struktur frasanya seperti uraian berikut ini.

N + N (inti)     (pewatas yang menyatak terbuat dari atau bahan asal)
Contoh:
(1)   Lading       basi
N               N
“pisau besi”
(2)   Mija           kayu
N               N
“meja kayu”
(3)   Piring         kaca
N               N
“piring kaca”
(4)   Atap          sing
N               N
“atap seng”


d.      Frasa nominal dengan pewatas nomina yang menyatakan apositif
Frasa ini terdiri atas unsur inti berupa nomina dengan pewatas nomina yang menyatakan apositif. Struktur frasa tersebut adalah sebagai berikut.

N + N  (inti)    (pewatas yang menyatakan apositif)
Contoh:
(1)   Abah         ulun
N               N
“bapak saya”
(2)   Bini           ulun
N               N
“isti saya”
(3)   Dingsanak             ikam
N                           N
“keluarga kamu”

2.      Pewatas Nominal dengan Pewatas Adjektiva
Frasa nominal dengan pewatas adjektiva ini adalah frasa yang terdiri atas nomina sebagai unsur inti dengan pewatas adjektiva. Adapun bentuk struktur frasa ini, seperti tampak pada uraian berikut ini.

N         +         Adj.
(inti)                (pewatas)

Contoh:
(1)   Bini           anum
N               Adj.
“istri muda”
(2)   Sepatu       lawas
N               Adj.
“sepatu lama”
(3)   Baju           Hanyar
N               Adj.
“baju baru”
(4)   Ading        garing
N               Adj.
“adik sakit”
Frasa ini dapat juga berbentuk nomina diikuti konjungsi nang “yang” dengan pewatas nomina. Struktur frasa ini, seperti tampak pada uraian berikut ini.

N   +          nang    +          Adj.
(inti)          (konjungsi)      (pewatas)

Contoh:
(1)   Lading             nang                handap
N                     (Konj.)             Adj.
“ baju yang pendek”
(2)   Baju                 nang                habang
N                     (Konj.)             Adj.
“ baju yang merah”
(3)   Ruma               nang                ganal
N                     (Konj.)             Adj.
“rumah yang besar”
(4)   Bini                 nang                bungas
N                     (Konj.)             Adj.
“istri yang cantik”




3.      Frasa Nominal dengan Pewatas Verba
Frasa ini terdiri atas unsur inti yang berupa nomina dengan verba sebagai pewatasnya. Berikut ini uraian tentang struktur frasa nominal dengan pewatas verba.

N   +          V
(inti)          (pewatas)

Contoh:
(1)   Puhun              rabah
N                     V
“pohon rebah”
(2)   Iwak                tarbang
N                     V
“ikan terbang”

4.      Frasa Nominal dengan Pewatas Numeralia
Frasa nominal dengan pewatas numeralia adalah frasa yang terdiri atas unsur inti berupa nomina dengan numeralia sebagai pewatasnya. Penjelasan tentang frasa ini dapat dilihat pada uraian berikut.

N   +          Num.
(inti)          (pewatas)


Contoh:
(1)   Anak   kalimia
N         Num.
“anak kelima”
(2)   Bini     kadua
N         Num.
“istri kedua”

5.      Frasa Nomina dengan Pewatas Adverbial
Yang dimaksud frasa nominal dengan pewatas adverbial adalah frasa yang terdiri atas unsur inti berupa nomina dengan adverbial sebagai pewatasnya. Struktur frasa ini dapat dilihat pada uraian berikut ini.

N         +          Adv.
(inti)                (pewatas)

Contoh:
(1)   Gawian      kemaren
N               Adv.
“pekerjaan kemarin”
(2)   Tapasan     hambatan tadi
N               Adv.
“cucian pagi tadi”
6.      Frasa Nominal dengan Pewatas Frasa Preposisional
Frasa ini adalah frasa yang terdiri atas unsur inti berupa nomina dengan pewatas frasa preposisional. Struktur dari frasa ini seperti pada uraian berikut ini.
N               +          F pos.
(inti)                      (pewatas)

Contoh:
(1)   Beras   mantan Melak
N                     Fpos.
“ beras dari Melak”
(2)   Wadai kasan ading
N         F pos.
“kue untuk adik”
(3)   Bis       ka Balikpapan
N         F pos.
“bis menuju Balikpapan”

7.      Frasa Nominal dengan Pewatas Pronominal (kata ganti penunjuk)
Frasa ini adalah frasa yang terdiri atas unsur inti berupa nomina dengan pewatas pronominal (kata ganti penunjuk) sebagai pewatasnya. Adapun struktur dari frasa ini seperti uraian berikut ini.

N   +          Pron. (kata ganti penunjuk)
(inti)          (pewatas)
Contoh:
(1)   Sidin                itu
N                     Pron.
“orang tua itu”
(2)   Jukung             ini
N                     Pron.
“perahu ini”


BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan tentang frasa nominal dalam bahasa Banjar Samarinda, dapat disimpulkan bahwa frasa nominal yang terdapat di dalam bahasa Banjar Samarinda dapat berbentuk:
1.      Frasa nominal dengan pewatas nomina, yaitu N/nomina (sebagai unsur inti) diikuti N/nomina (sebagai pewatasnya);
2.      Frasa nominal dengan frasa adjectival, yaitu N/nomina (sebagai unsur inti) diikuti Adj/Adjektiva (sebagai pewatasnya);
3.      Frasa nominal dengan pewatas verba, yaitu N/nominal (sebagai unsur inti) diikuti V/verba (sebagai pewatasnya);
4.      Frasa nominal dengan pewatas numeralia, yaitu N/nomina (sebagai unsur inti) diikuti num/numeralia (sebagai pewatasnya);
5.      Frasa nominal dengan pewatas, yaitu N/nomina (sebagai unsur inti) diikuti Adv/adverbial (sebagai pewatasnya);
6.      Frasa nominal dengan pewatas frasa posposisional, yaitu N/nomina (sebagai unsur inti) diikuti F pos/ frasa posposisional (sebagai pewatasnya);
7.      Frasa nominal dengan pewatas pronominal (kata ganti penunjuk), yaitu N/nomina(sebagai unsur inti) diikuti Pron/pronominal/kata ganti penunjuk (sebagai pewatasnya).





33.2  Saran
Saran penulis terhadap pembaca adalah sebagai warga negara Indonesia yang mempunyai banyak bahasa daerah, sebaiknya kita mampu mengenal dan memahami bahasa daerah yang kita punya yang salah satunya bahasa Banjar Samarinda karena dalam bahasa tersebut kita dapat memperoleh pengetahuan tentang struktur bahasa Banjar Samarinda yang berbeda dengan bahasa daerah lain.

DAFTAR PUSTAKA

Permana, Diyah. 2010. “Frasa Nominal dalam Bahasa Banjar Samarinda (Suatu Kajian Konseptual Morfosintaksis)”. Jurnal Ilmu Bahasa, (online), (http: //www. KaryaIlmiah. Polnes. ac. Id, diakses 1 Maret 2010).

 

Halaman