TUGAS SEMANTIK
Dosen Pembimbing :
Roziah, S.Pd., MA
Disusun Oleh :
Windy Yolanda (116210199)
Susi Susanti (116211293)
Kelas :
6D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
ANALISIS SEMANTIK LEKSIKAL PANTUN
BUKA PINTU PADA UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU UJUNG BATU KABUPATEN ROKAN
HULU
Oleh : Hudri Kurniawan
NPM : 086210139
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas
Islam Riau
Pekanbaru
2012
Latar Belakang
1.
Dasar
Pemikiran
Perkawinan adalah suatu proses yang sakral dalam
kehidupan khususnya masyarakat Melayu untuk memulai suatu perjalanan hidup yang
sesungguhnya dalam menempuh kehidupan dalam berumah tangga. Sebab berumah
tangga itu sangatlah wajib bagi umat Islam, seperti yang dikatakan dalam (Q.S.
Ar-rum:21).
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah diciptakan-Nya untukmu pasangan pasangan hidup dari jenismu sendiri, agar
kamu mendapatkan ketenangan hati, dan dijadikannya kasih sayang diantara kamu,
sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang
yang berpikir”.
Dalam upacara perkawinan pada adat Melayu tidak
luput dari yang namanya pantun ataupun berbalas pantun, seperti yang dikatakan
bahwa:
Inilah
jagad bahasa dan budi atau dengan kata lain inilah dunia budaya Melayu, yang
semuanya akan menjadi muatan nilai dalam pantun. Dengan pantun itulah orang
Melayu merasa punya bahasa baik dan indah. Sebab dalam pandangan orang Melayu,
bahasa itu bukanlah setakat alat komunikasi sahaja. Bahasa yang dipakai itu
hendaknya juga wujud dalam bingkai yang indah serta punya muatan yang baik.
(Hamidy, 2010: 136).
Oleh
karena itu pantun merupakan salah satu ciri khas masyarakat Melayu khususnya
masyarakat Melayu di Desa Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu. Pantun ini
dilaksanakan dengan berbalas antara pihak mempelai laki-laki maupun pihak
mempelai perempuan khususnya pada upacara buka pintu.
2.
Gejala-gejala
atau fenomena yang terjadi
Pantun yang diutarakan bukanlah hanya sekedar pantun
belaka ataupun omong kosong, tetapi pantun yang dilontarkan pada acara
perkawinan ini adalah pantun-pantun penuh makna yang memberikan maksud-maksud
tertentu dalam acara ini. Menurut Zulkifli dan Nizam Jamil (2004:53)
Acara
buka pintu adalah suatu upacara dimana disaat pengantin pria diantara ke rumah
pengantin wanita, sebelum pengantin pria masuk ke rumah pengantin wanita, maka
pihak wanita akan menutup pintu rumahnya dengan sehelai kain melintang yang
dapat dibuka setelah dilakukan berbalas yaitu”pantun pembuka pintu” yang
disela-sela isi itu untuk menyerahkan uang cukai negeri atau uang pembuka
pintu.
Pantun memiliki makna tersendiri pada acara buka
pintu pada masyarakat melayu khususnya
Melayu di desa Ujung batu kabupaten Rokan Hulu.
Dalam kajian bahasa Indonesia, ilmu yang membahas atau ilmu yang
mengkaji seluk beluk makna disebut dengan ilmu semantic, dalam semantic yang
membahas makna dalam kata sesuai kamus dinamakan dengan makna leksikal. Kata
semantic sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang
makna (Pateda, 2012:12). Dalam pantun yang digunakan dalam acara buka pintu
perkawinan ini memiliki makna dalam kalimat maupun kata yang tersusun disetiap
kalimat dalam tiap baris pantun.
3.
Alasan
tertarik mengambil judul
Dalam
upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujung batu kabupaten Rokan Hulu ini,
menggunakan upacara berbalas pantun untuk masuk ke dalam rumah mempelai wanita.
Diantara beberapa bait terakhirnya diselingi dengan melempar uang logam, pantun
ini memiliki makna tesendiri dalam upacara tersebut. Berdasarkan hal itu,
penulis tertarik untuk meneliti pantun buka pintu yang digunakan dalam upacara
perkawinan masyarakat Melayu di desa Ujung Batu ini.
4.
Status
peneliti terdahulu
Sepengetahuan
penulis, yang penulis lakukan ini adalah penelitian lanjutan, sebab sebelumnya
penelitian ini telah dilakukan Yovilia dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau tahun 2010, dengan judul “Analisis Semantik
pada Pantun dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Melayu di Desa Pinang Sebatang
kecamatan Tualang kabupaten Siak”, dengan masalah makna apakah yang terkandung
dalam pantun yang digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu di Desa
Pinang Sebatang kecamatan Tualang kabupaten Siak? Teori dan metodologi yang
digunakan Yovilia adalah teori semantic oleh Abdul Chaer. Adapun metodologi
yang digunakan dalam penelitiannya yaitu dengan menggunakan teknik analisis
data deskriptif kualitatif. Adapun persamaan yang penulis lakukan dengan
peneliti terdahulu yaitu sama-sama menganalisis pantun sedangkan perbedaan
penelitian ini dengan peneliti terdahulu yaitu peneliti terdahulu hanya
membahas makna denotasi dan konotasi, sedangkan yang peneliti lakukan ini
mambahas makna leksikal dan gramatikal dengan pembahasan, penyampaian dan
lokasi penelitian yang berbeda.
5.
Manfaat
penelitian
Penelitian
ini dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoretis. Secara teoretis
berbagai temuan yang penulis peroleh melalui penelitian ini diharapkan sebagai
sandingan atau bahan bacaan kebahasaan seperti analisis semantic yang penulis
lakukan ini. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat dijadikan
salah satu materi dalam pembahasan semantic atau kajian bahasa lainnya yang
berkaitan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu:
1. Apa
makna leksikal yang terkandung di dalam pantun buka pintu dalam upacara
perkawinan masyarakat Melayu desa Ujung batu kabupaten Rokan Hulu?
2. Apa
makna gramatikal yang terdapat dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan
masyarakat Melayu desa Ujung batu kabupaten Rokan Hulu?
Tujuan Penelitian
Tujuan
khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan data yang terkumpul
akan dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara terperinci dan
sistematis sehingga dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang makna
yang terkandung di dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat
Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan makna leksikal yang terkandung di dalam pantun
buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan
Hulu.
2. Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan makna gramatikal yang terdapat dalam pantun buka
pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan
Hulu.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan
informasi, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi,
yaitu untuk pemahaman lebih jauh tentang pantun buka pintu dalam upacara
perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu
2. Video
rekaman, yaitu untuk memperlihatkan dan membuktikan dari keberadaan pantun buka
pintu
3. Hermeneustik,
yaitu teknik baca, catat dan menyimpulkan.
Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang ditempuh
penulis dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
a. Mencari
informasi, lokasi, yang mengadakan acara prosesi perkawinan.
b. Mengambil
data dan rekaman video pantun yang digunakan dalam upacara perkawinan tersebut.
c. Data
dikelompokkan dan disajikan sesuai dengan urutan masalah penelitian
d. Data
yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teori-teori yang relevan
e. Mengambil
kesimpulan dari hasil pembahasan tentang analisis semantic pada pantun pantun
buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan
Hulu.
Contoh analisis data
1. Pihak
Laki-laki (Inur)
Kuntum
disulam kain tenunan
Diberi
corak warnanya permai
Assalamualaikum
tuan dan puan
Kami
datang beramai-ramai
a. Kuntum
Kata
“kuntum” yang kita jumpai pada pantun ini berasal dari bentuk dasar kuntum.
Kata kuntum ini memiliki makna kuncup, bunga yang hamper mekar (KBBI,
2008:759), yang menjadi isyarat dalam pantun ini sebagai symbol keindahan.
Karena kata ini memiliki makna yang relevan dari kamus, maka kata kuntum ini
dikatakan dengan makna leksikal
b. Kain
Kata
kain merupakan kata dasar kain yang artinya menurut KBBI adalah barang yang
ditenun dari benang atau kapas. (KBBI,2008:602), yang bisa juga diartikan
sebagai maksud lain, atau maksud dari pengguna pantun. Oleh karena itu, kata
kain ini dikatakan makna leksikal.
c. Corak
Kata
corak ini merupakan sebuah kata leksikal karena kata ini dapat berdiri sendiri
atau memiliki makna tanpa mendapatkan prefik, sufiks, ataupun infiks. Arti
corak menurut KBBI yaitu warna.
d. Permai
Kata
permai ini adalah kata yang bermakna leksikal yang berasal dari kata dasar itu
sendiri, yaitu dari kata dasar permai yang memiliki makna yaitu, elok. Permai
di sini memiliki makna keindahan atau kebahagiaan (KBBI, 2008:1060)
e. Datang
Kata
datang di sini adalah kata bermakna leksikal, kata yang tidak mendapatkan
kegramatikalan atau kata yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna. Adapun
makna dari datang ini menurut kamus adalah tiba di tempat yang dituju. (KBBI,
2008:297).
2. Pihak
Perempuan (Hj. Artati)
Kuntum
merekah bunga setaman
Baunya
lembut menyegarkan diri
Waalaikumsalam
encik dan puan
Kami
menyambut berputih hati
a. Kuntum
Kata kuntum yang kita
jumpai pada pantun ini berasal dari bentuk dasar kuntum. Kuntum ini memiliki
makna kuncup bunga yang hamper mekar yang menjadi isyarat dalam pantun ini
sebagai symbol keindahan (KBBI,2008:759). Karena kata ini memiliki makna yang
relevan dari kamus, maka kata kuntum ini dikatakan dengan makna leksikal.
b. Bunga
Kata bunga merupakan
kata yang bermakna atau kata leksikal yaitu kata yang memiliki makna yang dapat
berdiri sendiri tanpa adanya tambahan kegramatikalan. Adapun makna dari bunga
ini adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi buah. Biasanya bentuknya indah,
harum baunya. (KBBI, 2008:222). Bunga disini memiliki makna keindahan
c. Lembut
Kata lembut disini atau
kata lembut adalah kata yang memiliki makna leksikal, yang mana kata ini
memiliki makna walaupun hanya berdiri sendiri tanpa adanya penambahan afiksasi
atau kegramatikalan. Lembut disini memiliki arti lunak ataupun keras yang
melambangkan keramahtamahan (KBBI, 2008:810).
d. Hati
Kata hati ini adalah kata bermakna
leksikal, yang mana kata ini adalah kata tunggal yang dapat berdiri sendiri dan
memiliki makna, hati ini memiliki makna salah satu organ yang terdapat di dalam
organ tubuh manusia (KBBI, 2008:487). Hati disini melambangkan perasaan dari
pihak perempuan ke pihak laki-laki.
Kesimpulan
Setelah
penulis menganalisis pantun-pantun yang digunakan pada pantun pantun buka pintu
dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu
dengan judul analisis semantic leksikal pada pantun buka pintu dalam upacara
perkawinan masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa dalam pantun buka pintu dalam upacara perkawinan
masyarakat Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu ini.
1. Pada
makna leksikal, pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat Melayu
Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu ini, lebih banyak menggunakan kata dasar jenis
kata benda.
2. Pada
makna gramatikal pada pantun buka pintu dalam upacara perkawinan masyarakat
Melayu Ujungbatu kabupaten Rokan Hulu ini, maknanya lebih banyak mengarah pada
maksud dan tujuan kedua belah pihak mempelai melakukan proses perkawinan ini,
dan tidak semua kata pada bait pantun memiliki kata yang bermakna gramatikal.
Saran
Kepada
peneliti selanjutnya, penulis sarankan untuk meneliti kasus yang sama dengan
permasalahan yang berbeda karena masih banyak terdapat hal-hal yang perlu
dianalisis dalam analisis semantik leksikal pantun.